Songke adalah narasi kehidupan untuk generasi penerus Manggarai, toing agu titong. Latar belakang memberikan motif pada tenunan Manggarai, Sebenarnya berangkat dari keinginan untuk melestarikan nilai-nilai kehidupan. Tentang hal-hal yang baik dan buruk, yang benar dan yang salah, yang indah dan lain sebagainya. Atau nasehat seperti apa yang harus di hindari. Songke adalah sebuah karya yang etis, yang logis dan juga estetis.
Kita memang harus masuk ke dalam kategori-kategori narasi besar kehidupan orang Manggarai. Bicara tentang motif songke orang Manggarai memiliki pikiran yang bertingkat, para leluhur kita sepertinya mengutamakan sesuatu yang asli dari kehidupan ini, kemudian baru menjabarkan maknanya. Orang Manggarai mempercayai, dunia terbagi ke dalam tiga bagian yaitu dunia yang tidak kelihatan, dunia yang kelihatan dan dunia dari Mori Kraeng. Dunia yang kelihatan adalah tempat kita sekarang, yang terdiri dari makhluk hidup seperti manusia, tumbuh-tumbuhan, hewan dan lain sebagainya. Unsur-unsur kelihatan inilah yang menjadi dasar motif-motif songke Manggarai.
Motif Libong merupakan salah satu bentuj motif obyek alam. Air merupakan simbol berkat, mani dari Bapa. Langit untuk Ibu Bumi (Planet yang kita tempati), terutama saat tente teno, menancapkan kayu di tengah/pusat kebun(Lingko). Simbol air yang berkelimpahan di bumi. Di Manggarai terdapat kepercayaan, seorang perempuan akan bermimpi menimba air sebelum ia mengetahui dirinya hamil. Air yang ditimba ini diyakini adalah kakak dari jabang bayi yang dikandung(air ketubannya). Libo/Libong juga merupakan bahasa simbolik untuk sawah di Manggarai.
👍
BalasHapusMantap sukses terus
BalasHapussemangat
BalasHapus