Penenun songke, di Desa Golo, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai menghasilkan kain songke dengan motif yang beragam. Kain Songke yang ditenun oleh kaum ibu-ibu di kampung tersebut itu biasanya dijadikan selendang, sarung, serta bahan dasar untuk baju serta jas, Topi dan seiring perkembangan zaman, kain songke bisa dijadikan tas.
Pada setiap kain tenunan yang dihasilkan Ibu-Ibu di Desa Golo terdapat berbagai motif dengan sarat makna dan merupakan warisan turun temurun leluhur orang Manggarai. Adapun motif tersebut diantaranya motif ranggong (laba-laba), motif Ntala (Bintang), motif Wela Kawu (bunga kapuk) serta motif lain dengan makna yang berbeda. Setiap corak atau motif yang terdapat pada kain songke pada dasarnya memiliki makna.
Faktor-faktor yang menyebabkan kerajinan tenun Songke di Desa Golo dpat berkembang menjadi mata pencaharian masyarakat bagi kaum ibu-ibu. Di sisi lain keinginan masyarakat Desa Golo atau masyarakat Manggarai yang lebih dominan memiliki keterampilan sebagai penenun dan keinginan meningkatkan pendapatan serta perekonomian agar hidup lebih sejahtera.
Pada awalnya, kain tenun tersebut hanya digunakan untuk diri sendiri atau keluarga, dan tidak diperjualbelikan. Masyarakat Manggarai menganggap kain tenun sebagai harta keluarga yang berharga. Menenun adalah tradisi yang dilakukan secara turun-temurun. Bagi seorang perempuan menenun merupakan hal yang harus bisa dilakukan. Selembar kain tenun memiliki nilai yang amat berharga dan istimewa, karena pembuatannya yang benar-benar dimulai dari memintal kapas menjadi benang, proses pewarnaan kain hingga jadinya kain dan tahap-tahap tersebut merupakan salah satu cara untuk mengakui pemberian alam kepada manusia.
Mantap
BalasHapusTerimakasih banyak kk Inda. Jangan lupa pesan ya🙏😉
HapusTerbaik Cibal ho geee😃
BalasHapusYayayayaya😘
HapusSangat menginspirasi ❤️
BalasHapusTerimakasih banyak Lora🌻
HapusManggarai Kultur,, terus dibudidayakan 💪
BalasHapusEheheheheh
HapusSiap Pa Toton🙏😉
Kereeen
BalasHapus